Foto: Ketua Umum
BPRPI Harun Noeh (kiri) dan Ketua Umum Perkumpulan Sopo (kanan) Mendengar penjelasan pentingnya kepedulian nyata terhadap lingkungan dari Ketua Umum BPRPI. dalam peresmian Lokasih Pembibitan. (PS)
Perkumpulan
Sopo-BPRPI Resmikan Lokasi Pembibitan
Momentum
Wujudkan Kepedulian Nyata terhadap Lingkungan
Catatan Muhammad
Asril
Dalam 20
tahun ke depan, tidak tertutup kemungkinan anak cucu warga Sumatera Utara hanya
bisa melihat satu jenis pohon di daerah ini. Yakni ribuan hektar sawit yang
notabene merupakan tanaman tidak ramah lingkungan pengganggu keberlangsungan
pelestarian alam.
Untuk
mengantisipasi kekhawatiran itu, perlu dilakukan upaya dan langkah nyata
melawan ekspansi (perluasan) sawit. Dengan melakukan pembibitan berbagai macam
pohon dan buah, langkah ini merupakan salahsatu upaya nyata kepedulian
lingkungan dan generasi akan datang.
Demikian
dikatakan Ketua Umum Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) Harun
Noeh ketika meresmikan dan pemasangan plang lokasi pembibitan pohon dan buah di
Kampong Klambir, Sumut, Sabtu (28/7).
Peresmian
plang lokasi pembibitan yang bekerjasama dengan Perkumpulan Sopo itu
dimaksudkan sebagai momentum mewujudkan kepedulian nyata terhadap pelestarian
lingkungan. Apalagi sebelum dilakukan pemasangan plang, Perkumpulan Sopo dan
masyarakat BPRPI Kampong Klambir telah lebih dulu melakukan pengisian 3000
polybag (tas plastic) dengan tanah.
Dikatakan
Harun, pemanasan global atau global
warming yang terus mendera bumi, harus dilawan dengan upaya memperhatikan
langkah konkrit dan kemandirian. Salahsatunya adalah mengadakan pembibitan
pohon dan buah sebagai penyedia pohon untuk penghijauan.
“Cuaca
panas yang kita rasakan saat ini tidak lain dikarenakan mulai redupnya
perhatian kita terhadap pelestarian lingkungan. Sawit-sawit yang ada di sekitar
kita ini merupakan salahsatu penyebab semakin memanasnya cuaca disini.
Pembibitan ini harus kita jadikan momentum upaya nyata kepedulian kita terhadap
lingkungan,” tegas Harun yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
(AMAN) Sumut itu.
Butuh 4 Juta Pohon
Menurut
Harun, upaya pembibitan pohon itu juga sebagai salahsatu langkah menyelamatkan
keberlangsungan anak-cucu masing-masing masyarakat. Pasalnya, jika langkah
pembibitan itu tidak dilakukan sejak dini, maka tidak tertutup kemungkinan
keberlangsungan lingkungan akan menganggu keberlangsungan anak-cucu dan
generasi mendatang.
“Kita
tidak ingin anak cucu kita hanya bisa melihat satu jenis pohon saja yakni pohon
sawit yang tidak ramah lingkungan. Ini harus kita cegah dengan pembibitan
berbagai macam pohon dan buah ini,” urai Harun.
Di tempat
yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Sopo Fajar Kaprawi menjelaskan, pembibitan
ini dilakukan karena minimnya ketersediaan pohon di beberapa wilayah khususnya
Kota Medan. Dikatakannya, dari hasil penelitiannya selama ini, Kota Medan
sendiri membutuhkan 4 juta batang pohon untuk memenuhi target penghijauan.
Pembibitan
di Kampong Klambir tersebut, kata Fajar, adalah salahsatu upaya menyediakan
kebutuhan pohon di Kota Medan tersebut. “Tanpa diminta oleh siapapun kita harus
sadari bahwa pembibitan ini harus kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan
menyelamatkan lingkungan di Kota Medan,” tandas Fajar.
Diterangkan,
pembibitan yang biasa disebut pendemplotan itu dilakukan atas kesadaran sendiri
dan kemandirian yang masih dimiliki Perkumpulan Sopo dan BPRPI.
“Saat ini
Perkumpulan Sopo dan BPRPI masih mandiri untuk melakukan pembibitan ini. Namun
untuk ke depan, kita pasti mengajak nurani pemerintah untuk andil memperhatikan
lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Dengan catatan, kami tidak akan
meminta-minta, namun kami hanya mengajak bahwa perhatian lingkungan adalah
tanggungjawab bersama,” tukas Fajar.(PS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar